Minggu, 03 Januari 2016

Manusia dan Cinta Kasih

A.       Pengertian Manusia dan Cinta Kasih

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

B.        Pengertian Kasih Sayang

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka,  sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

C.        Pengertian Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih

D.       Cinta Menurut Agama Islam

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama, tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan. Di satu pihak ada yang mengatakan, cinta di dengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain ada juga yang mengatakan dalam praktik kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan.
Cinta menampakkan di dalam kehidupan manusia dalam berbagai bentuk, kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang seseorang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya allah dan rasulnya, berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur'an.

E.        Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.

1.       Cinta Diri

Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai  segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit,  penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia  terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk  menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.

2.        Cinta kepada Sesama Manusia

            Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

3.       Cinta Seksual

Cinta erat kaitannya dengan  dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.

4.       Cinta Keibuan

            Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.

5.       Cinta Kebapakan

            Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak  terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat  bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,  kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.

6.        Cinta Kepada Allah

Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.

7.       Cinta Kepada Rasul

                Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

F.         Mewujudkan Cinta Kasih

Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.

1.       Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia

            Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863).

2.      Cara mewujudkan cinta seksual

Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.

3.       Cara mewujudkan cinta keibuan

Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari segala kesusahan.

4.       Cara mewujudkan cinta kebapakan

Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah, memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya.

5.       Cara mewujudkan cinta kepada Allah

Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.

6.       Cara mewujudkan cinta kepada Rasul

            Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi kehidupan oleh sang maha hidup.

G.       Cinta juga selalu menyatakan unsur – unsur dasar tertentu, yaitu :

     1.     Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya
  1. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar berdasarkan atas  suka rela
  2. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain agar mau membuka dirinya
  3. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar